02 June 2007

RUMINTO JUARA MENULIS SKENARIO FILM

TEGAL-Kendati hujan terus mengguyur Kota ''Bahari'' Tegal, acara penganugerahan hasil Lomba Penulisan Skenario Film (LPSF), Sabtu (27/12) malam, di Gedung Kesenian Tegal (GKT) tetap berlangsung cukup meriah. Suasana terasa hidup, setelah sutradara Imam Tantowi, yang juga sebagai anggota tim juri, menyampaikan hasil evaluasi terhadap 33 karya peserta lomba.

Tanpa didampingi dua juri lain -yakni Chaerul Umam (sutradara) dan Adi Nugroho (Multivision Plus) yang bisa hadir-, Imam Tantowi menegaskan, sebagai kegiatan awal, LPSF bisa dibilang cukup berhasil. Terbukti, kegiatan yang dibuka hanya sekitar setengah bulan itu mampu menarik peserta sebanyak 33 skenario dari berbagi penulis di pulau Jawa. Naskah skenario terjauh, dikirim oleh peserta dari Surabaya. ''Hampir seluruh kota di Jawa Tengah , mengirimkan karya skenario,'' ujar Imam Tantowi.

Menurutnya, jumlah peserta itu cukup bisa menggambarkan bahwa seni menulis skenario cukup diminati. ''Meski masih terdapat kekurangfasihan, terutama dalam bidang teknis dan dialog, fakta tersebut sudah memperlihatkan bahwa menulis skenario sekarang sudah menjadi tren di daerah," ujarnya menambahkan.

Berbentuk Cerpen

Dia mengatakan, usai dilakukan penyaringan terhadap 33 karya yang masuk pada tahap pertama, hanya ada 21 skenario yang layak dinilai. Sedangkan 12 karya lainnya, belum memenuhi kriteria penilaian sebagai sebuah skenario film. ''Yang tidak layak dinilai itu, karena berbentuk cerpen. Bahkan, ada yang berbentuk naskah sandiwara dan ada yang berbentuk director script,'' jelas Imam Tantowi.

Padahal, kata dia, karya skenario berbeda dengan cerpen, novel atau yang lainnya. ''Dalam menyusun skenario, ada bentuk dan disiplin ilmu tersendiri. Bahkan, bisa saja orang yang lihai mengarang cerita, tapi tidak bisa menuliskannya dalam bentuk skenario karena adanya aturan teknis itu.''

Setelah melalui penilaian akhir, skenario karya Ruminto (penulis asal Desa Setiadi, Kecamatan Pring, Kebumen) berjudul Bintangku Jauh di Langit dinyatakan berhasil mengungguli 10 karya skenario yang masuk nominasi dewan juri, sehingga berhak menyandfang gelar juara pertama.

Sementara itu juara II, diraih Sigit Haryudonbo, asal Poncowolo Barat, Semarang, melalui karyanya berjudul Keliru. Juara III, Ruslan Ghofur asal Gang Ardisela Sleman, Kecamatan Sliyeg, Indramayu (Jabar) lewat sebuah karyanya yang cukup menarik.

Skenario terbaik, Bintangku Jauh di Langit, menurut Imam Tantowi, merupakan skenario berstandar nasional. Dari sisi cerita, cukup baik dan orisinal. Dalam karya itu diceritakan, seorang guru agama (pria) yang dalam hatinya bergejolak ketika melihat seorang murid wanita yang pacaran dengan murid laki-laki.

Kata Imam, orang akan mengira si guru cemburu terhadap perilaku siswinya itu. Namun, sebaliknya guru yang ternyata memiliki kelainan seks itu, mencintai siswa yang selama ini berdekat-dekat dengan siswi itu. ''Adegannya lucu; ketika si pria itu sedang pacaran dengan seorang siswa, si guru agama itu pingsan. Orang-orang mengira, guru itu cemburu buta terhadap si siswi. Ternyara tidak; tapi justru cemburu kepada si siswa,'' kata dia. (G12,aj-41)

(Sumber: Suara Merdeka, Senin, 29 Desember 2003)

0 Comments:

Post a Comment



 

blogger templates | Make Money Online