06 June 2007

Pikiran Rakyat
Senin, 29 Desember 2003

PANITIA Lomba Penulisan Skenario Film (LPSF) Kota Tegal Jawa Tengah akhirnya menetapkan skenario berjudul "Bintangku Jauh di Langit" karya Ruminto asal Desa Setiadi Kec. Pring Kab. Kebumen Jawa Tengah sebagai skenario terbaik dalam Lomba Penulisan Skenario Film (LPSF) Kota Tegal 2003. Skenario untuk film lepas itu mengungguli 10 skenario yang masuk dalam nominasi dewan juri.

Dalam acara penganugerahan juara yang berlangsung Sabtu (27/12) malam di Gedung Kesenian Kota Tegal, Ruminto tidak sempat hadir. Sementara itu, peringkan II lomba tersebut diraih oleh Sigit Haryudonbo, warga Poncowolo Barat 7/501 Semarang dengan skenario berjudul "Keliru". Posisi III diraih Ruslan Ghofur warga Gang Ardisela RT 4 RW 2 41 Sleman Kec. Sliyeg Kab. Indramayu Jabar dengan skenario berjudul "Kadis".

Panitia juga menganugerahkan juara harapan I, II, dan III yang masing-masing diraih Darmanto Marnadi (Tegal) dengan judul "Bom Togel", Jariyah, S.Pd. (Slawi) dengan skenario "Guruku Sayang Guruku Malang", sedangkan juru kunci adalah Eko Tunas (Semarang) dengan skenario berjudul "Rumah Tak Berpintu".

Para juara tersebut mendapat hadiah uang tunai dari yang terbesar Rp 4 juta hingga yang terkecil 750.000. "Saya terus terang terkejut mendapat juara harapan I dengan hadiah uang Rp 1,5 juta. Akan tetapi, saya bersyukur karena uangnya bisa untuk berangkat kerja di Jakarta," ujar Darmanto Marnadi usai menerima hadiah yang diserahkan Imam Tantowi sutradara yang menjadi juri LPSF Kota Tegal.

Imam Tantowi satu-satunya juri yang bisa hadir pada malam penyerahan hadiah tersebut. Dua juri lainnya, yakni Chaerul Umam (sutradara) dan Adi Nugroho dari Multivision Plus tidak bisa hadir. Kendati kedua juri tidak hadir, acara berlangsung cukup meriah meski hujan mengguyur Kota Tegal dengan lebat hingga ruangan Gedung Kesenian yang digunakan itu beberapa tempat bocor. Tampak di panggung, panitia harus memindah peralatan musik karena air hujan masuk akibat atapnya bocor.

Mengevaluasi kegiatan tersebut Imam Tamtowi pada kesempatan itu mengatakan bahwa sebagai kegiatan awal, LPSF Kota Tegal bisa dibilang sukses. Hal itu dilihat dari jumlah peserta sebanyak 33 skenario dari berbagi penulis di pulau Jawa. Naskah skenario terjauh dikirim oleh peserta dari Surabaya. "Hampir seluruh kota di Jawa Tengah mengirimkan karya skenario," ujar Imam Tantowi.

Dari sejumlah 33 skenario, relatif menggambarkan bahwa seni menulis skenario cukup diminati meskipun di sana sini masih terdapat kekurangfasihan, terutama dalam bidang tehnis dan dialog. Setelah dilakukan penyaringan tahap pertama hanya 21 skenario layak dinilai, sedangkan 12 tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah skenario film.
"Yang tak layak dinilai itu karena berbentuk cerpen, ada yang berbentuk naskah sandiwara dan ada yang berbentuk director skrip," kata Imam Tantowi menambahkan.
Padahal, menurut Imam, skenario lain dari cerpen, novel, atau yang lainnya. Skenario memiliki bentuk dan disiplin ilmu tersendiri untuk menyusunnya. Bahkan, bisa saja orang yang lihai dalam mengarang cerita, dia tidak bisa menuliskan dalam bentuk skenario karena adanya aturan teknis.

Setelah bekerja hampir setengah bulan, dewan juri meloloskan 10 skenario nominasi juara. Kesepuluh skenario itu terdiri dari "Keliru" karya Sigit Haryudono, "Guruku Sayang Guruku Malang" karya Jariyah S.Pd., "Rumah Tak Berpintu" karya Eko Tunas, "Kadis" karya Ruslan Ghofur ide cerita Moh. Diponegoro, "Bintangku Jauh di Langit" karya Ruminto, "Bom Togel" karya Darmanto Manardi, "Darah Laut" karya Rina Afriadi, "Menggapai Impian" karya M. Widodo, "Usia 30" karya Maesaroh dan "Rumah Yang Ditinggalkan" karya Eko Tunas.

Skenario terbaik, "Bintang Jauh di Langit", menurut Imam Tantowi merupakan skenario yang berstandar nasional. Dari sisi cerita, skenario ini diangap paling baik dan orisinal. Kisahnya menceritakan seorang guru agama (pria) yang dalam hatinya bergejolak ketika melihat seorang murid wanita yang pacaran dengan murid lelaki.
Orang akan mengira bahwa si guru tersebut pasti cemburu terhadap perilaku siswinya itu. Namun ternyata justru sebaliknya, guru agama yang ternyata memiliki kelainan seks itu mencintai siswa yang selama ini berdekat-dekat dengan siswi itu. "Adegannya lucu, ketika si pria itu sedang pacaran dengan seorang siswa lalu si guru agama itu pingsan. Orang-orang mengira bahwa guru itu cemburu buta terhadap si siswi, ternyata tidak, justru cemburu kepada si siswa," tandasnya. (Marsis/"PR")***

0 Comments:

Post a Comment



 

blogger templates | Make Money Online